BanyuasinKesehatanSUMSEL

Lonjakan Kasus DBD di Banyuasin, Masyarakat Diimbau Jaga Kebersihan

JITOE.com, Banyuasin – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, mengalami kenaikan signifikan. Hingga 28 Januari 2024, RSUD Banyuasin merawat 44 pasien DBD, termasuk dua yang meninggal. Kondisi ini menyebabkan keprihatinan karena sebagian besar pasien adalah balita dan anak-anak.

Dilansir dari RRI.co.id, Direktur RSUD Banyuasin, dr. Ari Fauta, M. Kes, mengatakan dari total 44 pasien tersebut, tujuh orang adalah dewasa dan 33 orang lainnya adalah balita dan anak-anak. Ia menambahkan bahwa ada empat tingkatan kasus DBD, yaitu stadium 1, 2, 3, dan 4. Untuk pasien DBD stadium 3 dan 4, mereka harus dirawat di ruangan khusus Neonatal Intensive Care Unit (NICU) atau Pediatric Intensive Care Unit (PICU).

Baca Juga:   Penyerapan Kredit Perumahan di Sumsel Turun 25 Persen Selama Tahun 2020

“Kedua pasien yang meninggal dunia itu adalah anak-anak yang masuk ke RSUD Banyuasin dalam kondisi kritis. Mereka sempat mengalami kejang-kejang sebelum dibawa ke rumah sakit. Kami sudah berusaha memberikan penanganan terbaik, tapi sayangnya mereka tidak bisa tertolong,” ujar Kailani, Kamis (01/02/2024).

Peningkatan kasus DBD ini disebabkan oleh faktor cuaca dan lingkungan. Suhu udara lembab dan lingkungan kurang sehat mempercepat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD. Kailani, Kepala TU RSUD Banyuasin, mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari sarang nyamuk.

Dokter jaga RSUD Banyuasin, dr. Wenda, menjelaskan bahwa penanganan DBD melibatkan terapi cairan yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Pasien dapat pulih lebih cepat jika kondisinya stabil, tetapi fase kritis pada hari keempat hingga keenam memerlukan perhatian intensif.

Wenda juga menyoroti pentingnya mendeteksi gejala DBD seperti demam tinggi, nyeri otot, dan lainnya. Ia mengingatkan masyarakat untuk segera membawa pasien ke fasilitas kesehatan dan mengambil tindakan pencegahan, termasuk melindungi diri dari gigitan nyamuk.

Baca Juga:   Arus Balik Stasiun Kertapati Hingga 16 April Diprediksi Layani Lebih dari 3.000 Penumpang

“Jangan tunggu sampai kondisi pasien memburuk. Semakin cepat ditangani, semakin besar kemungkinan pasien untuk sembuh. Jangan lupa juga untuk mencegah DBD dengan menghindari gigitan nyamuk, menggunakan obat nyamuk, atau memakai pakaian yang menutupi kulit,” jelas dr. Wenda.(*)

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button