Berita UnikInternasional

Thailand Panik Usai Legalkan Ganja

JITOE – Pada 9 Juni 2022 lalu, pemerintah Thailand melegalkan ganja untuk dikonsumsi dan diperjualbelikan secara terbuka.

Alhasil, lebih dari sepekan terakhir, pemandangan Negeri Gajah Putih berubah.

Pesta ganja dan festival melinting ganja digelar.

Berbagai kafe dan lapak secara terang-terangan menjual beragam produk ganja dan menjajakan stoples-stoples berisi bunga mariyuana atau ganja.

Muncul juga varian ganja yang diramu dengan es krim, minuman smoothie, hingga sajian makanan khas Thailand.

Bahkan ada penjual yang menjajakan daging ayam yang saat masih hidup (ayam tersebut) diberi pakan ganja. Diklaim ayam yang mengkonsum ganja, lebih sehat dibandingkan ayam-ayam pada umumnya.

Awal dilegalkan, tidak ada aturan mengenai batasan umur untuk mengkonsumsi ganja. Apakah itu pelajar, ataukah orangtua lanjut usia.

Seperti Dikutip dari laporan koresponden BBC, Jonathan Head, ada sejumlah nenek yang terkekeh saat mencoba minuman cannabis berwarna hijau, serta antrean warga yang ingin mendapatkan satu dari sejuta tanaman ganja yang dibagikan pemerintah Thailand secara cuma-cuma.

Baca Juga:   Pemerintah Belanda Minta Maaf Atas Perbudakan Ratusan Tahun Lalu - Indonesia Disinggungkah?

Konsekuensi lain dari kebijakan tersebut, lebih dari 4.000 napi terkait kasus ganja di Thailand, dibebaskan dari penjara.

Alasan Thailand Legalkan Ganja

Tujuan pemerintah Thailand melegalkan ganja adalah untuk kebutuhan medis, kosmetik, dan bahan makanan.

Sebenarnya, ganja untuk kebutuhan medis sudah legal di Thailand sejak tahun 2018. Namun, sebelum penanaman ganja dilegalkan tahun 2022 ini, pasien bergantung pada impor ganja yang mahal.

Di samping itu, alasan ganja dilegalkan adalah untuk meningkatkan sektor pertanian dengan memberi tanaman komersial baru yang berharga untuk para petani.

Dari sisi pariwisata, pemerintah juga menggencarkan wisata ganja, yaitu turis-turis yang sengaja datang ke Thailand untuk terapi dan pengobatan menggunakan mariyuana.

Selain itu, ada juga alasan politis di balik itu.

Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand, Anutin Charnvirakul, adalah sosok di balik kebijakan pelegalan tersebut. Dia mengadopsi kebijakan legalisasi ganja sebagai janji kampanyenya dalam pemilu 2019.

Baca Juga:   1.852 Personel Kepolisian Sumsel Dikerahkan Hadapi Puncak Arus Mudik 19-20 April 2023

Melalui kebijakan itu, Anutin memenuhi janjinya. Dia meyakini manfaat medis dalam ganja sehingga harapannya adalah kaum miskin Thailand bisa menanam sendiri mariyuana sebagai sarana pengobatan ketimbang membayar obat kimia yang mahal.

Kepanikan Pemerintah Thailand

Cita-cita tak berjalan mulus.

Usai pemerintah Thailand melegalkan ganja, sejumlah warga berpesta dan mengkonsumsi ganja hingga overdosis.

Terdengar pula kabar kabar satu orang meninggal dunia setelah sempat mengonsumsi ganja pada pekan lalu.

Atas kejadian tersebut, pemerintah Thailand langsung merancang undang-undang pengendalian ganja. Dan mulai memberlakukan sejumlah aturan di tingkat-tingkat tertentu, seperti larangan ganja di sekolah. Aturan itu baru disahkan pekan lalu, setelah satu siswa diduga overdosis ganja.

Selain itu, pemerintah Thailand juga memberikan persyaratan bagi pedagang untuk memberikan informasi yang jelas tentang penggunaan ganja dalam makanan dan minuman. (*)

Editor: M. Anton

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button