BudayaPalembangSUMSEL

Makam Bersejarah Namun Bermasalah ‘Pangeran Kramo Jayo’ Dikunjungi Ratusan Zuriah Palembang dan DPRD

JITOE– Dalam rangka Ziarah Akbar Palembang Darussalam (ZAPD), Jumat (12/05/2023) ratusan perwakilan zuriat Palembang mengunjungi komplek pemakaman Pangeran Kramo Jayo yang terletak di Jalan Segaran, Lr Kambing, Kelurahan 15 Ilir Kecamatan IT I Palembang.

Hadir di antaranya Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badarudddin (SMB) IV RM Fauwaz Diradja SH Mkn, Ustad Fathoni Husin Umrie, Vebri Al Lintani, Kms Ari Panji, R. Heri Mastari, Mgs Yulyadi dan Kgs Zainudin, KH Syafei Yunus, Ustad Sofwatilah, Kms Idham Murni, zuriat Pangeran Kramo Jayo Raden Iskandar Sulaiman, Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Mgs Syaiful Padli, anggota DPRD Palembang Akbar Alfaro.

Acara didahului dengan zikir pembacaan surah Yasin bersama dan berdoa dilanjutkan pembacaan sejarah Pangeran Kramo Jayo oleh sejarawan Sumsel Kemas Ari Panji, Tausiah oleh Ustad Kgs Sulaiman M Nur MA dan doa penutup oleh Ustad Sofwatillah Mohzaib

Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Mgs Syaiful Padli menilai kegiatan ini merupakan salah satu bukti masyarakat hadir di sini karena adanya karomah dari Komplek Pemakaman Pangeran Kramo Jayo.

“Artinya kegiatan ini perdana dan antusias wong Palembang, di acara perdana ini luar biasa, tidak ada yang menggerakkan dari hati nurani dia, Insya Allah kedepan ziarah akbar tidak hanya sampai di sini, tentu ada follow upnya setelah ini,” katanya.

Terpenting menurut politisi PKS itu, bagaimana fungsi komplek Pemakaman Pangeran Kramo Jayo dikembalikan lagi ke asalnya.

Perlu diketahui, seorang keturunan Cina berinisial AC mengklaim telah membeli lahan cagar budaya Komplek Pemakaman Kramo Jayo.

Aliansi Masyarakat Peduli Cagar Budaya (AMPCB) mendesak Pemerintah Kota Palembang dan Polrestabes Palembang untuk mengambil langkah penyelamatan dan memproses hukum pelaku penghancuran Komplek Pemakaman Pengeran Kramo Jayo.

“Komplek pemakaman ini kita minta juga perhatian dari pemerintah, pemerintah harus hadir, jangan menutup mata, ini jelas bagian dari cagar budaya, tidak bisa diperjualbelikan, dan mudahan-mudahan kami di legislatif dapat mendorong sehingga fungsi makam ini akan dikembalikan seperti semua,” lanjut Mgs Syaiful Padli.

“Hal senada dikemukakan anggota DPRD Palembang Akbar Alfaro mengaku pihaknya sudah merencanakan di DPRD Palembang di bidang legislasi membuat perda untuk melindungi agar ada payung hukum cagar budaya di kota Palembang ini karena kota Palembang ini adalah kota tertua banyak sekali peninggalan sejarah, harus kita buat payung hukumnya,” katanya.

Baca Juga:   135.427 Pelaku UMKM Sumsel Memanfaatkan Dana KUR Hingga Rp9 Triliun

Kasus pengruskan Komplek pemakaman Pangeran Kramo Jayo ini menurut politisi Partai Gerindra ini menjadi contoh dimana harus ada payung hukum untuk melindunginya agar tidak terjadi lagi kejadian seperti ini.

“Kami sedang membuat raperda RTRW untuk melindungi cagar budaya, sudah kami maping, kami sudah berkoordinasi dengan dinas kebudayaan Insya Allah dalam raperda itu kita tulis wilayah mana, zonanya mana dan apa nama cagar budaya, apa nama makamnya kita tuangkan dalam raperda RTRW nanti,” katanya.

Ketua Panitia Ziarah Kgs Zainudin, khusus tahun 2023 ini seluruh ratusan perwakilan zuriat Palembang Darussalam baik dari zuriat yang memiliki bangso (gelar) seperti Raden, Masagus, Kemas, dan Kiagus, maupun yang tidak bebangso dan paguyuban wong Palembang lainnya akan mengunjungi komplek pemakaman Pangeran Perdano Menteri Kramo Jayo di Kompleks Ikan Mas 15 ilir.

“Perdano Menteri Pangeran Kramo Jayo adalah seorang tokoh yang memiliki peran penting dalam sejarah Palembang Darussalam. Kramo Jayo sudah menduduki jabatan penting sejak masa kekuasaan Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II. Di masa kekuasaan akhir Kesultanan Palembang Darussalam dia menjadi Perdano Menteri,” kata lelaki yang akrab dipanggil Mang Jai ini Jumat (12/5).

Dijelaskan oleh Zainudin, bahwa tujuan ZAPD ini untuk mengajak masyarakat Palembang lebih peduli terhadap cagar budaya khususnya makam para raja dan sultan Palembang.

“Makam Kramo Jayo adalah makam yang sedang dalam masalah. Oleh karena itu, menjadi prioritas dikunjungi. Rencananya, ke depan, ZAPD akan mengunjungi seluruh makam para raja dan sultan yang ada di kota Palembang”, ujar Zainudin.

Senada dengan itu, Panitia Pengarah Ustad Mgs Fathont Husin Umrie menyatakan bahwa kegiatan ZAPD ini dipicu karena adanya masalah Makam Kramo Jayo.

“Dapat dikatakan, bahwa kegiatan ZAPD merupakan hikmah dari masalah makam Kramo Jayo. Sebagai seorang putra Palembang, setelah saya membaca sejarah Kramo Jayo, lalu melihat masalah makamnya, saya sungguh terenyuh. Selama ini, ternyata kita kurang peduli terhadap jasa para leluhur dan sejarah. Berziarah tidak hanya mengingat kematian, tetapi juga tidak melupakan sejarah leluhur,” kata Ustad yang saat ini juga mejabat sebagai Kabid Kesenian di Dinas Kebudayaan Kota Palembang.

Baca Juga:   Perbaikan Tol Palembang-Kayuagung H -10 Idul Fitri Ditargetkan 100% Selesai

ZAPD digagas oleh para tokoh dan aktivis cagar budaya Palembang diataranya Kgs Rozak (Ketua KKP Palembang), Ustad Fathoni Husin Umrie, Vebri Al Lintani, Kms Ari Panji, R. Heri Mastari, Mgs Yulyadi dan Kgs Zainudin. Kegiatan ini juga dihadiri dan didukung oleh para tokoh Palembang antara lain SMB IV RM Fauwaz Diradja, KH Syafei Yunus, ustad Sofwatilah, Kms Idham Murni, R Iskandar Sulaiman dan Mgs Syaiful Fadli. Nama Kramo Jayo yang juga menantu dari SMB II di waktu akhir-akhir ini memang menjadi sorotan oleh karena makamnya dirusak oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Padahal makam tersebut merupakan objek cagar budaya yang telah terdaftar secara nasional dengan Nomor Registrasi Nasional : PO2018090600566.

Dari nasabnya, Kramo Jayo merupakan anak Pangeran Natadiradja Raden Muhammad

Hanafiah yang zuriyatnya bersambung dengan Sultan Palembang Darussalam ke-1 dan ke-2, yakni: Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing Lago bin Susuhunan Abdurrahman Khali fatul Mukminim Syaidul Imam.

Semasa hidupnya, Kramo Jayo menempati posisi penting dalam pemerintahan Kesultanan Palembang Darussalam dan juga pada masa Kresidenan Palembang. Pada 1819, beliau dipercaya sebagai Komandan Buluwarti Timur di Benteng Kuto Besak dalam perang Menteng, dan Komandan Benteng Tambakbaya di muara Sungai Komering Plaju dengan senjata pusaka yang paling ampuh yaitu ‘Meriam Sri Palembang.

Beliau juga menikahi Raden Ayu Khotimah, salah seorang anak dari Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II. dari pernikahannya ini, Kramo Jayo dikaruniai lima putri dan dua putra yakni, RA Azimah, RA Syaikho, RA Zakiah, R.A. Fatimah, RA Zubaidah, Pangeran Nata Diraja Abdul Hafiz dan Pangeran Wira Menggala Abdur Roqib . Sedangkan dari istri yang lain Pangeran Kramo Jayo memperoleh 18 anak. (*) BL

Editor: M. Anton

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button