Nasional

Media Asing Sorot Proyek IKN Berantakan dan Kurang Diminati Investor

Editor: M. Anton

JITOE – Lebih dari tiga tahun Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggaungkan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser, Kalimantan Timur.

Jokowi mengatakan, pembangunan IKN Nusantara adalah sebuah pekerjaan yang besar dan rumit. Biaya pembangunan IKN pun sangat tinggi, mencapai lebih dari Rp460 Triliun, salah satu sumber biayanya diambil 20 persen dari dana APBN.

Selain itu, dana pembangunan IKN juga bisa berasal dari public private partnership (PPP) dan kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Bisa juga dari investasi sektor swasta, BUMN, obligasi publik, dan lainnya.

Jelang akhir tahun 2022, suatu kabar buruk tiba-tiba muncul. Media asing, Bloomberg, menyorot megaproyek Jokowi mulai berantakan, dan kurang diminati investor.

“Apa yang tidak mereka tunjukkan dengan jelas adalah di mana Indonesia akan menemukan US$ 34 miliar untuk membangun ibu kota baru dari awal,” tulis Bloomberg dalam artikel berjudul “Ambitious Plans to Build Indonesia a Brand New Capital City Are Falling Apart”, dimuat 5 Desember 2022.

Baca Juga:   Pj Gubernur Sumsel Rakorsus Bersama Menkopolhukam dan Wamen LHK RI, Bahas Karhutla di Sumsel

Bloomberg menyindir bagaimana brosur IKN Nusantara tampak menarik, tetapi pembiayaannya masih tidak jelas.

Hal lainnya yang disorot Bloomberg adalah periode Presiden Jokowi yang hanya tinggal 18 bulan saja. Setelah tiga tahun proyek IKN diumumkan, tak ada satu pun investor yang sepenuhnya berkomitmen untuk membiayai proyek ini. 

Pada 2 Desember 2022, Presiden Jokowi berkata ada permintaan tinggi investasi di IKN, namun Bloomberg mencatat bahwa belum jelas apakah ada kontrak mengikat yang telah ditandatangani. 

Sejumlah perusahaan dari China, Korea Selatan, Malaysia, dan Uni Emirat Arab baru menandatangani letter of intent.

Baca Juga:   Tarif ruas Tol Palembang – Indralaya bakal naik

“Sementara beberapa calon investor memang telah menandatangani letter of intent, tidak ada komitmen tegas untuk pengeluaran yang sebenarnya,” tulisnya.

Bloomberg juga menyorot masalah korupsi, kronisme, dan birokrat yang lambat di Indonesia, serta pertumbuhan ekonomi yang kurang kuat dibanding Vietnam dan Filipina.

Rocky Gerung dalam kanal YouTubenya yang dikutip Rabu (7/12/2022), menyebut bahwa media internasional yang menulis IKN berantakan adalah Bloomberg. Laporannya berjudul “Ambitious Plans to Build Indonesia a Brand New Capital City Are Falling Apart”.

“Mau percaya Presiden Jokowi atau Bloomberg?” kata Rocky Gerung. Hemat dia, investor tentu lebih condong percaya akan analisis dari Bloomberg dibanding Presiden Jokowi. Apalagi, bagi investor asing tentu tulisan tersebut juga menjadi salah satu acuan. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button